Kamis, 23 November 2017

Simple notes for Python if you have a problem with “No-Module found”

Notes for Python if you have a problem with "NO-Module Found"
To install the package,
If you are online use: pip install nameofpackage
if you offline use: pip install downloadedWHLfilename
To upgrade the package module use: pip install nameofpackage -upgrade
If no package or module end were shown after running the script, here is the solutions:
# 1. Upgrade the packages that related with the module; Find the information you need in the Q/A forum (google it)
Example: 
No package for statsmodels.tsa.stattools
You should have a Scipy module! Yes there is a Scipy module in your Python library....
But you should have the new ones .... So, you need to upgrade the SciPy packaged ......use upgrade function, please......
Meanwhile you can search another informations...
Ooooo we found from https://www.lfd.uci.edu/~gohlke/pythonlibs....
But, it's written :"you need to  install numpy + mkl before installing scipy".
So, noted it

#2. Offline mode: Download the whl file from this website: https://www.lfd.uci.edu/~gohlke/pythonlibs/ select that match with the Python version 
example: 
We need module Scikit-learn 
      Download it and install using the whl file 

Hope u solve the problems!! 

Sabtu, 30 September 2017

How to setup a Lacie 4TB External HDD to be used in Ubuntu

How to setup a Lacie 4TB External HDD to be used in Ubuntu
Setup Hard Disk eksternal 4TB pada UBUNTU .

Saat hendak melakukan "format" HDD diatas 2TB, sering kali kita menemukan kendala. Terutama apabila kita hendak menggunakan HDD external tersebut pada Ubuntu. Pada kali ini saya akan sharing tentang bagaimana melakukan "setup" hardisk eksternal tersebut (Leica 4TB) yang merupakan salah satu kerjaan sat saya traning di Italy, ROMA, di lembaga INGV....B. Konsepnya sederhana...convert dari MBR ke GPT lalu format ...
Berikut langkah-langkahnya dalam bahasa inggris..(#sok bisa english-english gitu...hahaha)  
1. Using Gparted software (simple installation, please use synaptic)
2. Select the non dev/sda in the right upper side
 
3. Unmount the 1st disk that detected by computer with fat32 format (contain .exe file)
4. Delete the disk, so the unlocated disk will be only one (it merge with another)
5. Using  terminal, convert the disk to GPT from MBR form
sudo fdisk -l (you will see the name of the drive)
sudo parted /dev/(name of the drive. Example: sdb)
(parted) mklabel gpt
(parted) quit
6. Now, the disk already convert to GPT
7. Using Gparted, Select New and Format as NTFS and label it with any names that will be shown when disk mounted → Apply

8. For generate a system file, so it can be detected directly by other computers, Open Disk utility, format the Disk as NTFS type (sorry wrong picture).

9.      Set the mount option
10.     Mount the disk
Finish. Now you can use the external HDD with any Ubuntu or Windows computer 

Memang terlihat ada beberapa langkah yang sepertinya berulang...dan mungkin(pasti) ada langkah strategis yang lebih simple untuk dilakukan.... Karena pada saat saya ditugaskan untuk mengerjakan hal tersebut tidak ada rujukan yang bisa digunakan (dateline medesak, dan sudah mencoba semua diskusi di web-web hasil googling), maka saya pikir langkah ini lebih mudah dan tidak khawatir akan gagal....saya melakukannya untuk 4 buah Lacie 4TB harddisk dan menggunakan UBUNTU 16.04. So, untuk teman-teman yang sedang "kebagian kerjaan kaya gini, semoga artikel ini dapat membantu... Ciao (Roma, 30 September 2017) 






Kamis, 14 September 2017

Salah satu tips persiapan untuk mengantisipasi bosan saat berada di Eropa dengan komputer tanpa akses internet (DVB-T RTL-2832 Dongle)

Saat kesempatan berkunjung ke Eropa untuk training, seminar dan sejenisnya dengan dana yang terbatas, sering kali kita khawatir akan kejenuhan yang muncul akibat batasan tersebut. Mau jalan keluar, banyak alasan (hujan, males, ga ada duit...hehehe). Eh, sayangnya fasilitas dikamar tempat tinggal kita juga tidak ada internet....waduh boring banget deh.....bawa laptop, tapi mau ngapain kalo ga ada film yang dibawa atau kalo pun klak-klik sana sini dikomputer tanpa internet, pasti bosen toh.....So, apanih yang harus disiapkan???

Salah satu hiburan yang kadang terlupakan oleh para pelancong “temporary long term” adalah televisi....betul ga? Ingat loh ini untuk yang “temporary long term”...artinya sekitar 2 minggu-3 bulan lah...kalo kasus saya sih 3 bulan nih di Roma, Italy (Awal September – November akhir 2017), jadi masuk deh kedalam kelompok tersebut...hehe... Nah, pas malam ataupun siang hari saat kondisi cuaca ga mendukung untuk jalan keluar sementara belum ngantuk, internet ga ada, maka ide yang muncul adalah “nonton televisi”...tapi gimana? Masa beli televisi? Ah ga mungkin!!!! So what next???
Karena umumnya kita hanya mengenal televisi di Indonesia (yakni TV analog), kita berpikir bahwa metoda yang sama bisa saja masih diterapkan di Eropa.....Wait....teman-teman jangan lupa, di Eropa pasti sudah berapa langkah lebih maju di bidang teknologi donk!! Nah salah satunya adalah teknologi transmisi siaran televisi. Konsep mendapatkan akses siaran TV di eropa saat ini sudah menerapkan siaran TV digital...atau bahasa agak teknis DVB-T(Digital Video Broadcasting-Teresterial) Nah kalo di Indonesia, DVB-T sejak lama diusulkan, bahkan waktu saya S-2 di STEI-ITB, riset tentang hal ini sudah banyak dijadikan Thesis S-2...pembimbingnya pak Iskandar....Namun, sayangnya penerapan DVB-T baru  muncul di tahun 2017 ini, duh bagaimana ini Indonesia? Ayp donk diterapkan, banyak manfaatnya toh........Lalu maksudnya apa nih om? Kok lari kesana bahasannya??hehe  


Ok kita kembali ke judul....

Siaran DVB-T merupakan siaran dengan informasi yang sudah berbasis digital. Artinya dengan maraknya perkembangan teknologi digital saat ini, semakin mudah pula kita mednapatkan berbagai “instrument” yang tersedia untuk digunakan dalam menangkap siaran tersebut dengan biaya yang murah. Saya yakin beberapa mahasiwa yang harus kos diera tahun 2005 sampai dengan 2014, pernah menafaatkan teknik menggunakan monitor komputer  dan TV tuner agar bisa dijadikan televisi di kos,bukan?. Terus saat inipun implementasi seperti itu, bisa diterapkan lebih praktis karena sudah tersedia Tunner Dongle USB Stick yang juga bisa digunakan untuk menangkap siaran TV tersebut...namun kayany tidak populer saat ini....karena kalo sudah kos di Indonesia, internet pasti akan jadi prioritas toh..Jadi ga bakal kepikiran mau punya Televisi atau akal-akalan gitu untuk dapat siaran Televisi... Nah karena kasus kita berbeda, yakni kita di Eropa, dan akses internet ga ada, so saya pikir kalo bisa nonton Televisi di Eropa tuh jadi pilihan...apalagi ternyata siaran di Eropa tuh lumayan bagus...dari yang siaran tertutup sampai terbuka secara natural...ups...hehehe..... Nah teman-teman bisa mempersiapkan bawaanya berupa USB DVB-T RTL-2832 Dongle. Selain bisa digunakan di Indonesia, tentu bisa juga digunakan diluar sana. Harganya sekarang (2017) hanya kisaran Rp180K-200K kok..., Kalo dulu saya beli sih Rp120K, karena saat itu belum populer dan saya gunakan untuk SDR Receiver GNU-Radio for fun project..

Nah untuk menggunakannya, cukup sederhana..Instal-Plug-Scan-nPlay...mudah bukan?? Eits tapi tunggu dulu..sebagai saran alangkah baiknya coba instal dulu sebelum berangkat keluar negeri. Pastikan sudah bekerja dengan baik..Kalo tidak dapat sinyal siaran di Indonesia, sudah wajar...tapi kalo dapat lebih bagus..Intinya untuk melihat instalasi sudah benar atau tidak...Ciri-cirinya mudah..aplikasi DVB-T nya sudah mendeteksi perangkat RTL tersebut atau belum? Tampilan yang benar di Device manager adalah seperti digambar ini, walaupun ada beberapa posting diskusi tentang RTL-SDR 2832 yang bilang tampilan tersebut salah driver, sehingga ga bisa scan...Ga kok ga salah, itu ternyata karena update WINDOWS 10 yang otomatis sehingga me-replace driver yang lama yang berfungsi dengan baik. Driver yang baru malah ngaco...

Jadi jika sudah bisa tampil seperti itu, ya wes mangga berangkat atuh...Nah sampai di Eropa, kalo sudah relax, baru deh buka aplikasi DVB-T yang softwarenya ada di CD driver DVB-T dongle tersebut. Kalo yang saya gunakan adalah Presto-DVBT..bukan Bandeng Presto yah...hehehe..Otomatis aplikasi tersebut langsung mendeteksi hardware RTL-2832 kita...(eh kan sudah dicoba toh di Indonesia??) Ya wes tingal pilih menu scan....tunggu beberapa saat...dapet deh list kanal televisi lokal...nih kalo di Roma..



Banyak bukan??? Tapi ga semuanya bisa dinikmati kok, karena ada yang Premium dan By Demand...di googling aja yah artinya..hehehe.
So mudah dan praktis bukan...yakin deh bisa bantu mengatasi kejenuhan kamu...Worthit kok...
Nah tips lainnya untuk pengguna Windows 10, ternyata proses update otomatis akan menggangu kinerja perangkat DVB-T tersebut. Konsepnya solusinya sederhana:

  1. 1.      Berhentikan fungsi proses update otomatis Windows 10 (Silahkan google dan pilih tips yang gunakan menu command prompt)
  2. 2.      Jika sudah terjadi proses update, kembalikan atau uninstall update windows 10 tersebut (googling lagi yah!)
  3. 3.      Now you can watch the TV in Europe...Direkam juga bisa loh...Please Enjoy....


O iya di negara maju lainnya bisa juga kok, Cuma karena saya ngetesnya di Eropa, yah saya postingnya dengan judul gitu...Semoga bermanfaat...(Roma, 14092017) Ciao!!!!!