APRS
(Automatic Positioning/Packet Reporting System)
Kombinasi
Perangkat Radio dengan Penerima GPS
Varuliantor Dear (YD0OXH)
Peranan radio komunikasi dewasa ini cukup beragam, mulai
dari sebagai sarana komunikasi kegiatan koordinasi rutin hingga sebagai media komunikasi
untuk kordinasi disaat keadaan khusus seperti terjadinya bencana alam. Pada
rubrik ini dibahas tentang bagaimana peranan radio yang dikombinasikan dengan
perangkat penerima GPS. Konsep dan pemanfaatan sistem ini disajikan guna memberikan
gambaran sederhana tentang salah satu bentuk pengembangan radio yang bisa dilakukan.
Diharapkan dengan adanya tulisan dalam rubrik ini dapat membangkitkan minat pembaca
untuk juga mengembangkan perangkat radio yang dimiliki.
Konsep APRS
(Automatic Positioning /Packet Reporting System)
Kombinasi perangkat radio
komunikasi dengan penerima GPS dikenal dengan sistem APRS. Walaupun kalimat
tersebut sepertinya kurang tepat, namun guna memahami secara sederhana tentang sistem
APRS, kalimat tersebut umumnya dapat digunakan sebagai pemahaman yang mudah
dimengerti. Dalam sistem APRS, penerima GPS dikombinasikan dengan perangkat
radio guna memberikan informasi tentang posisi dari lokasi sebuah stasiun radio. Tentu saja stasiun radio yang
menggunakan sistem ini umumnya adalah stasiun radio yang begerak atau mobile station.
Sistem APRS pertama kali diperkenalkan
oleh seorang amatir radio ditahun 1984 oleh Bob Bruninga yang memilki callsign WB4APR.
Dikarenakan sistem ini cukup menarik dan bermanfaat, maka banyak operator radio
yang berusaha menerapkan sistem ini. Bahkan dikalangan organisasi amatir radio
seluruh dunia, beberapa frekuensi khusus
disediakan untuk layanan sistem APRS. Dengan alokasi frekuensi khusus tersebut
maka setiap orang yang ingin berperan secara aktif maupun pasif, dapat memantau
semua informasi dalam sistem tersebut. Tabel 1 menunjukkan frekuensi-frekuensi
yang umum digunakan oleh organisasi amatir radio dalam layanan sistem APRS.
Tabel 1. Beberapa alokasi frekuensi untuk sistem APRS
Pita
Frekuensi
|
Frekuensi
|
Keterangan
|
HF
|
10,14 MHz
|
USB mode
|
VHF
|
144,39 MHz
|
USA, Indonesia
|
UHF
|
439.100MHz
|
Melbourne
|
Secara sederhana konsep sistem
APRS diilustrasikan seperti pada Gambar 1 dibawah ini. Perangkat GPS menerima
data dari satelit GPS yang kemudian digunakan untuk mengetahui informasi tentang lokasi (lintang dan bujur)
posisi perangkat penerima GPS. Informasi yang diterima kemudian dipancarkan
melalui radio komunikasi yang digunakan pada frekuensi tertentu. Informasi yang
dipancarkan melalui radio tersebut kemudian diterima oleh stasiun radio lain dan
diproses sehingga informasi yang dikirimkan seperti posisi stasiun radio
tersebut dapat diketahui.
Gambar 1. Konsep sederhana sistem APRS
Untuk membangun suatu stasiun
APRS, perangkat yang digunakan dapat bedakan berdasarkan fungsi atau sifat stasiun
APRS. Untuk stasiun APRS yang bersifat bergerak dengan fungsi sebagai pemberi
informasi lokasi stasiun, perangkat yang digunakan setidaknya meliputi; satu
set radio transceiver beserta antena, Penerima GPS, dan interface radio dengan GPS yang sering dikenal sebagai APRS tracker. Sedangkan untuk stasiun
APRS yang bersifat stasiun tetap dan berfungsi memberikan informasi lainnya,
maka penggunaan perangkat penerima GPS dapat dihilangkan. Contoh konfigurasi stasiun APRS berdasarkan jenisnya dijelaskan pada Gambar 2.
Gambar 2. Macam-macam konfigurasi stasiun APRS berdasarkan jenis
dan fungsi stasiun
Informasi-informasi yang tersaji
pada sistem APRS awalnya hanya dapat diakses melalui penggunaan radio pada
frekuensi dan sistem komunikasi yang sama. Namun, seiring meluasnya penggunaan APRS
dan berkembangnya teknologi internet, informasi dalam sistem APRS pun dapat
dilihat pada alamat website. Dengan
memasukan daerah tujuan atau callsign
stasiun radio tertentu, informasi yang beredar pada sistem APRS juga dapat
diketahui. Hal ini dikarenakan jaringan APRS sudah terintegrasi dengan
internet. Terintegrasinya sistem APRS dengan jaringan internet tidak lepas dari
berkembangnya organisasi radio amatir secara internasional maupun nasional. Untuk
sistem APRS yang digunakan oleh organisasi amatir radio seperti ORARI, alamat
website sistem APRS yang dapat diakses melalui jaringan internet adalah
www.aprs.fi.
Manfaat
Penerapan Sistem APRS
Terdapat
banyak manfaat penerapan sistem APRS yang dapat dirasakan secara langsung. Manfaat
yang paling umum digunakan adalah untuk memantau posisi suatu kendaraan. Kendaraan
yang telah dilengkapi dengan sebuah stasiun APRS dapat diketahui secara
langsung keberadaan atau posisinya secara cepat. Hal ini tentu saja dapat
mempermudah koordinasi pada saat tertentu seperti mengarahkan atau memandu
kendaraan tersebut disuatu wilayah yang dituju. Selain itu tentu saja dapat
juga digunakan untuk memantau gerakan dari kendaraan pribadi pada saat
dikendarai oleh orang lain. Contoh bagaimana pemantauan stasiun APRS pada
kendaraan yang sedang bergerak terlihat pada Gambar 3.
Gambar
3. Pemantauan posisi kendaraan dalam sistem APRS melalui jaringan internet
Seiring dengan berkembangnya
penerapan sistem APRS dikalangan amatir radio, penggunaan APRS juga digunakan untuk
penyebaran bentuk informasi lainnya. APRS mulai digunakan untuk penyebaran
informasi bermanfaat lainnya seperti kondisi cuaca disuatu wilayah, lokasi
gempa, dan informasi jenis lainnya yang
berukuran kecil. Contoh beberapa informasi lain yang tersaji pada sistem APRS
dapat dilihat pada Gambar 4.
Untuk stasiun APRS yang berada
didaerah bandara, informasi meteorologi seperti cuaca, kelembaban udara, dan
kecepatan angin juga disediakan sebagai informasi penunjang. Sedangkan secara
khusus, LAPAN saat ini telah mulai menyebarkan informasi kondisi lapisan
ionosfer melalui jaringan APRS. Contoh bentuk informasi kondisi ionosfer pada
sistem APRS yang disebarluaskan oleh LAPAN ditunjukkan pada Gambar 5.
Gambar 5. Informasi kondisi ionosfer melalui jaringan APRS
Penutup
Kombinasi perangkat radio komunikasi dengan penerima GPS merupakan salah satu bentuk pengembangan perangkat radio yang dikenal sebagai sistem APRS. Dengan penerapan sistem APRS, fungsi dan kemampuan radio dapat lebih bermanfaat. Salah satu manfaatnya adalah untuk mengetahui posisi dari stasiun APRS yang bergerak. Selain informasi tersebut, sistem APRS juga sudah mulai digunakan untuk penyebaran informasi lain yang juga bermanfaat seperti lokasi Gempa, kondisi cuaca di stasiun-stasiun APRS tertentu, dan juga kondisi ionosfer. Pertanyaan yang mungkin perlu dijawab adalah apakah kita mau menerapkan sistem tersebut?. Varuliantor Dear
Kombinasi perangkat radio komunikasi dengan penerima GPS merupakan salah satu bentuk pengembangan perangkat radio yang dikenal sebagai sistem APRS. Dengan penerapan sistem APRS, fungsi dan kemampuan radio dapat lebih bermanfaat. Salah satu manfaatnya adalah untuk mengetahui posisi dari stasiun APRS yang bergerak. Selain informasi tersebut, sistem APRS juga sudah mulai digunakan untuk penyebaran informasi lain yang juga bermanfaat seperti lokasi Gempa, kondisi cuaca di stasiun-stasiun APRS tertentu, dan juga kondisi ionosfer. Pertanyaan yang mungkin perlu dijawab adalah apakah kita mau menerapkan sistem tersebut?. Varuliantor Dear
SISTEM AUTOMATIC LINK ESTABLISHMENT (ALE) ; MENCARI FREKUENSI KERJA
RADIO YANG DAPAT DIGUNAKAN SECARA OTOMATIS
Varuliantor Dear (YD0OXH)
Dalam komunikasi radio HF (3-30 MHz), khususnya propagasi
angkasa, penggunaan satu frekuensi kerja
dibatasi oleh kondisi lapisan ionosfer. Sifat lapisan ionosfer yang berubah
setiap waktu, mengakibatkan satu frekuensi kerja komunikasi antar dua stasiun
radio tidak dapat digunakan selama 24 jam penuh. Oleh karena itu salah satu
solusi yang dilakukan adalah dengan menyediakan lebih dari satu frekuensi kerja
yang dapat dipilih. Dengan solusi ini, apabila sebuah frekuensi kerja tidak
dapat digunakan, maka dapat digunakan
frekuensi lain yang telah tersedia. Tentu saja antara kedua stasiun tersebut frekuensi
kerja yang digunakan harus sama agar dapat melakukan komunikasi.
Untuk
beberapa institusi ataupun lembaga tertentu, jumlah frekuensi kerja yang
dimilki dapat lebih dari 1 frekuensi. Dengan kondisi tersebut, apabila suatu
stasiun melakukan pemindahan frekuensi, maka stasiun radio lawan komunikasi harus
ikut menyesuaikan. Namun, jika lebih dari 2 atau 3 frekuensi yang dimiliki
tentu saja berdampak pada waktu penyesuaian frekuensi kerja yang hendak
digunakan akan berlangsung cukup lama. Stasiun radio lawan komunikasi akan memeriksa
satu persatu frekuensi kerja yang dimiliki terutama apabila tidak adanya jadwal
yang telah disepakati. Dengan kondisi tersebut, efektifitas waktu untuk mulai berkomunikasi
akan menjadi tidak baik atau boros.
Dalam
tulisan kali ini, dibahas tentang suatu sistem yang bekerja secara otomatis memilih
frekuensi kerja yang tersedia guna memberikan kemudahan bagi operator radio untuk
mulai berkomunikasi. Sistem ini sangat baik digunakan apabila frekuensi yang
dimiliki lebih dari 1 frekuensi. Sistem ini dikenal dengan nama sistem Automatic Link Establishment atau
disingkat dengan sebutan sistem ALE.
Mekanisme Sistem ALE
Sistem ALE terdiri
dari 2 kondisi yang berbeda, yakni kondisi siaga (standby) dan mencari hubungan komunikasi. Kondisi siaga dalam sistem
ALE adalah kondisi dimana radio melakukan pemantauan tiap frekuensi kerja yang
dimiliki. Secara otomatis frekuensi yang dimiliki oleh sistem tersebut akan
dipantau satu persatu untuk mengetahui apakah ada panggilan yang dilakukan oleh
stasiun lain. Jika pada suatu frekuensi tertentu ditangkap sinyal panggil dari
stasiun lain, maka radio akan menjawab panggilan tersebut dengan cara
mengirimkan secara otomatis sinyal respon (acknowledgement).
Sinyal respon tersebut merupakan indikasi bahwa stasiun tersebut dapat menerima
sinyal dan siap untuk berkomunikasi.
Untuk
kondisi mencari hubungan komunikasi, sistem ALE akan melakukan pemanggilan atau
pengiriman sinyal panggil pada frekuensi-frekuensi yang dimiliki. Satu-persatu
frekuensi kerja yang telah di daftarkan dalam sistem ALE tersebut, akan digunakan
untuk mengirim sinyal panggil secara otomatis. Setelah sinyal panggil dikirim,
stasiun tersebut akan memantau sinyal respon dari stasiun lawan. Apabila tidak
diperoleh sinyal respon, maka frekuensi lain yang terdaftar akan digunakan
untuk mengirim sinyal panggil dan memantau sinyal balasan. Apabila dari semua
frekuensi yang digunakan tidak diperoleh sinyal balasan, maka sistem ALE akan
meberitahu operator bahwa saat tersebut tidak dapat dilakukan komunikasi berdasarkan
frekuensi yang tersedia didalam sistem.
Secara
sederhana mekanisme kerja sistem ALE dapat diilusrasikan pada Gambar 1. Pada
Gambar 1.(a) ditunjukkan bagaimana kodisi radio yang berada dalam kondisi
siaga. Pada gambar 1 (b) ditunjukkan kondisi radio saat mencari hubungan komunikasi.
Sedangkan gambar 1 (c) merupakan kondisi saat suatu komunikasi antar stasiun mulai
dilakukan .
Gambar 1. Ilustrasi mekanisme kerja sistem ALE saat (a)
Kondisi standby, (b) melakukan
panggilan, dan (c) komunikasi antar 2 stasiun mulai dilakukan
Perangkat Sistem ALE
Dalam sistem ALE beberapa perangkat yang harus
dimiliki antara lain adalah : Antena Broadband,
Pengendali radio, dan Pengolah Sinyal. Antena broadband
merupakan antena dengan bandwidth
yang cukup lebar, sehingga apabila frekuensi kerja yang digunakan berubah, antena
tersebut masih layak digunakan (contoh nilai SWR = 1). Jenis antena ini sangat mudah diperoleh
dipasaran dengan sebutan antena folded
dipole. Bentuk antena folded dipole ditunjukkan pada Gambar 2.
Gambar 2. Bentuk antena folded Dipole.
Perangkat lain yang harus dimiliki dalam sistem
ALE adalah berupa pengendali radio dan pengolah sinyal yang merupakan perangkat
keras berbasis sistem komputer. Perangkat
pengendali radio ini berfungsi untuk mengendalikan nilai frekuensi kerja radio
serta kondisi saat memancar atau menerima. Sedangkan perangkat pengolah sinyal
merupakan perangkat yang berfungsi untuk mengolah sinyal guna mengetahui atau
menerjemahkan sinyal yang diterima maupun yang hendak dikirim. Kedua perangkat tersebut dapat berupa komputer
umum yang disertai dengan modem/ TNC
radio beserta software sistem ALE.
Saat ini kedua perangkat tersebut telah
tersedia dalam bentuk radio dan dijual secara bebas. Perangkat sistem ALE telah diintegrasikan pada sebuah perangkat radio
komunikasi. Pada Gambar 3 ditunjukkan konfigurasi sistem ALE menggunakan PC dan
Modem/TNC serta contoh perangkat radio yang sudah terintegrasi dengan sistem
ALE.
Gambar 3. (a) Sitem ALE menggunakan PC
dan TNC, (b) Perangkat radio ICOM IF-7000 yang telah terintegrasi dengan sistem
ALE
Keuntungan penerapan Sistem ALE
Beberapa keuntungan
penerapan sistem ALE pada radio komunikasi adalah kemudahan dalam menentukan
frekuensi kerja komunikasi yang hendak digunakan, serta kemampuan untuk
mengirim pesan singkat dalam bentuk teks seperti layaknya sms pada telepon. Kemudahan
dalam menentukan frekuensi kerja diperoleh karena sistem ini melakukan analisis
propagasi yang terjadi pada tiap-tiap frekuensi yang dimiliki. Frekuensi dengan
kualitas terbaik akan digunakan sebagai pilihan utama. Metoda proses analisa
penentuan frekuensi kerja tersebut dikenal dengan metoda Link Quality Analisis (LQA).
Pengiriman pesan
singkat berupa data teks seperti layaknya sms pada telepon selular (handphone), dapat dilakukan karena
sistem ini menerapkan sistem komunikasi data melalui radio. Informasi berupa identitas
stasiun pemanggil dan stasiun tujuan terlebih dahulu diubah kedalam bentuk data
agar dapat diterjemahkan oleh stasiun lawan. Dengan mekanisme sistem tersebut, data
teks berupa pesan singkat dapat dilakukan dan juga ditujukan secara khusus pada
stasiun yang diinginkan. Stasiun lain yang tidak ditujukan sebagai penerima,
tidak akan menerjemahkan informasi yang dipancarkan kendatipun stasiuntersebut
menerima sinyal yang dipancarkan.
Secara umum
sistem ini sangat menguntungkan. Hal ini didasari karena sistem ini juga
dipersiapkan untuk penanganan kondisi bencana alam. Salah satu contoh komunitas
yang menggunakan sistem ALE dengan radio konvensional untuk penanganan bencana
alam (emergency communication) adalah
komunitas HFLink dengan alamat website
http:hflink.net. Lapan saat ini telah mendirikan 2 stasiun ALE yang berlokasi di Bandung dan
Watukosek. Dengan memanfaatkan jaringan tersebut penelitian yang dilakukan dan
pengamatan kondisi propagasi radio secara real time dapat dilihat berdasarkan data
tiap-tiap stasiun dan alamat website tersebut.
Tulisan
ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan memotivasi para pembaca agar
dapat menerapakan sistem ALE untuk kemudahan komunikasi yang hendak dilakukan. Varuliantor Dear
Tidak ada komentar:
Posting Komentar